Podcast DPPKB Kupas Peran Kemenag Cegah Stunting Lewat Pembinaan Keluarga Sakinah

Loading

KUTAI TIMUR – Pentingnya pembinaan keluarga sakinah merupakan suatu pondasi negara. Sebab keluarga yang berantakan tak mungkin dapat membangun suatu wilayah dengan baik. Hal tersebut dipaparkan oleh Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kutai Timur, Ahmad Barkati pada podcast yang di gelar oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur, Kamis pagi, 10 April 2025.

 

Barkati mengatakan program-program seperti Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS), Bimbingan Remaja Usia Nikah (BRUN), dan Relasi Harmoni menjadi langkah konkret Kemenag dalam mendukung pencegahan stunting. Pasalnya, pernikahan dini yang tidak sesuai prosedur menjadi salah satu faktor lahirnya generasi lemah yang rentan mengalami gizi buruk.

 

“Jadi untuk memastikan itu maka kita lakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui penyuluh-penyuluh agama kita yang ada di setiap kecamatan,” ucap Barkati saat dikonfirmasi oleh media.

 

Senada dengan hal tersebut, Penghulu Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sangatta Utara, Rahman Hidayat menjelaskan program BRUS mengarah pada bimbingan kesehatan remaja di sekolah-sekolah khususnya Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Akhir (SMA), sementara BRUN merujuk pada pemahanan kesehatan reproduksi serta persiapan pernikahan.

 

“Terus yang terakhir tadi itu ada program relasi harmoni keluarga yang artinya setelah menikah 1 tahun, kemudian ada pembinaan yang mana di usia 0 sampai 1 tahun apa sih kendalanya dalam berumah tangga. Nah kendala ini diupayakan untuk bisa diselesaikan. Sehingga pasangan itu Insyaallah lebih mateng,” terang Rahman dalam sesi wawancaranya.

 

Dengan menghadirkan dua narasumber tersebut dalam kegiatan podcast, Kepala DPPKB Kutai Timur, Achmad Junaidi B merasa giat ini merupakan langkah yang efektif untuk membahas peran Kemenag dalam program pencegahan dan percepatan penurunan stunting di Kutai Timur.

 

“Jadi di ruangan podcast ini adalah untuk bersamanya tim yang tergabung dalam percepatan stunting untuk menyampaikan program masing-masing OPD dan Kementrian itu apa saja. Kementerian Agama berbicara tentang dari sudut pandang bagaimana melakukan pencegahan pernikahan dini termasuk program-program yang ada di Kementerian Agama,” kata Junaidi.

 

Tak hanya itu, menjawab terkait pertanyaan efisiensi anggaran, menurut Junaidi studio podcast DPPKB merupakan suatu jawaban dari pertanyaan tersebut. Sebab, sosialisasi tentunya memerlukan biaya yang cukup besar bukan hanya dari segi sewa tempat melaikan konsumsi hingga uang saku dan uang harian.

 

“Saya rasa ini ruangan cukup efektif, tidak menelan biaya begitu besar tetapi hasilnya maksimal,” pungkasnya. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini