TPPS Kutim Identifikasi 348 Keluarga Berisiko Stunting di Rantau Pulung

RANTAU PULUNG – Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kutai Timur mengidentifikasi sebanyak 348 keluarga berisiko stunting (KRS) di Kecamatan Rantau Pulung. Dari jumlah tersebut, TPPS melakukan sampling di dua desa, yakni Mukti Jaya dan Kebon Agung, serta memberikan edukasi dalam program Cap Jempol Stop Stunting.
Sekretaris TPPS Kutim, Achmad Junaidi B, menjelaskan bahwa hasil sampling menunjukkan anak-anak di dua lokus tersebut belum masuk kategori stunting, namun berisiko karena faktor lingkungan, seperti akses air bersih dan sanitasi.
“Dari dua lokus yang kami tinjau, tidak ditemukan anak yang mengalami stunting, tetapi mereka berisiko. Oleh karena itu, edukasi kepada keluarga dan masyarakat sangat penting untuk pencegahan dini,” ujar Junaidi yang juga menjabat sebagai Kepala DPPKB Kutim, Rabu (26/2/2025).
Ia menekankan bahwa hasil sampling ini belum cukup untuk menyimpulkan kondisi keseluruhan Rantau Pulung, karena masih ada 346 keluarga yang perlu dikunjungi. Pihaknya meminta Camat Rantau Pulung dan tim terkait untuk melanjutkan validasi data serta mengajak perusahaan agar menyalurkan CSR guna mendukung program bina lingkungan.
“Jika perusahaan tidak dilibatkan, dikhawatirkan mereka tidak memahami kondisi lapangan dan program yang dijalankan. Camat perlu membangun sinergi agar bantuan tepat sasaran sesuai By Name By Address (BNBA),” tegasnya.
Sementara itu, Camat Rantau Pulung, Tristiningsih, menyatakan bahwa belum ada kasus stunting yang terverifikasi di wilayahnya, namun validasi data masih berlangsung.
“Kami akan melakukan validasi serentak di seluruh desa setelah Lebaran, sekitar April atau Mei, dengan pendampingan PLKB dan kader desa,” ungkapnya.
Kegiatan ini turut dirangkai dengan penyerahan PMT BAZNAS kepada keluarga berisiko stunting, pemberian alat kerja PLKB, serta pemakaian rompi kepada Camat Rantau Pulung. (*)
Tinggalkan Balasan