Siap Perangi Narkoba, BNK Kutim Tingkatkan SDM Melalui Pelatihan Soft Skill

Ajie Nugraha saat memaparkan materi terkait NLP dan public speaking

Loading

KUTAI TIMUR – Badan Narkotika Kabupaten (BNK) terus berupaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam memerangi narkoba. Salah satu langkahnya adalah melalui pelatihan selama tiga hari yang berlangsung di Sangatta, dengan menghadirkan peserta dari berbagai instansi, termasuk Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), Satpol PP, dan Kementrian Agama (Kemenag).

 

Traineer dari Samarinda yang juga merupakan pemateri dari kegiatan tersebut, Ajie Nugraha menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan memberikan soft skill kepada para peserta, khususnya dalam bidang public speaking dan Neuro Linguistic Programming (NLP).

 

“Melalui Public speaking, mereka yang bukan penyuluh resmi sekalipun dapat membantu BNK menyampaikan pesan tentang bahaya narkoba,” ujar Ajie dalam sesi wawancaranya, pada Rabu, 8 Januari 2024 di Ruang Sangkima, Hotel Royal Victoria, Sangatta Utara.

 

Peserta juga dibekali keterampilan konseling dasar berbasis NLP. Teknik ini dirancang untuk membantu proses trapi bagi individu yang mengalami kecanduan narkoba.

 

“Seorang penyuluh nanti bisa menerapi para orang yang adiksi atau orang-orang yang di rehabilitasi dengan teknik-teknik terapi ala NLP. Sehingga tidak perlu menunggu BNK,” tambahnya.

 

Terang Ajie, pelatihan yang berstandar sertifikasi nasional ini memberikan gelar non-akademis kepada para peserta. Pratik langsung pun diwajibkan selama pelatihan, dan Ajie selaku coach juga akan memantau peserta secara berkelanjutan melalui grup di aplikasi WhatsApp guna memastikan rencana tindak lanjut mereka berjalan efektif.

 

Meski NLP hanya terapi komplementer lanjutnya, perannya penting sebagai pendamping terapi utama seperti yang dilakukan oleh psikolog dan psikiater. Pelatihan ini juga diharapkan dapat memperkuat gerakan anti narkoba di Kutai Timur dengan pendekatan kolaboratif dan professional, dan ia berharap pelatihan serupa dapat terus diadakan, bahkan oleh instansi lain.

 

“Ini sangat baik jika dilakukan secara berkelanjutan. Semua pihak dari PNS, honorer, hingga masyarakat umum bisa terintegrasi dalam penyuluhan dan terapi narkoba,” paparnya.

 

Sementara, perwakilan Kemenag Kutai Timur Bidang Pengawas, Rustina Mega Noveny, yang merupakan salah satu peserta dikesempatan tersebut menyatakan bahwa materi yang disampaikan dari narasumber sangat bermanfaat dan sangat mudah dipahami oleh para peserta.

Perwakilan Kemenag Kutai Timur Bidang Pengawas, Rustina Mega Noveny, yang merupakan salah satu peserta dikegiatan tersebut

“Sangat mudah dipahami, yang jelas kami pribadi dan juga dari sharing teman-teman dapat banyak pencerahan terkait program ini. Termasuk dalam ilmu public speaking banyak hal-hal baru yang sudah kami lakukan, tetapi ketika diberikan mentoring melalui coach Ajie itu akan memperkuat lagi,” terang Noveni.

 

Tak hanya itu, Noveni pun berpendapat bahwa perlunya sinergi antara Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan para Organisasi Pimpinan Daerah (OPD) serta instansi vertikal agar dapat memerangi kasus narkoba tersebut.

 

“Berkas data itu kan kita 2024 masih 76% dari 100%. Jadi tergantung sinergi sih, dengan pendekatan ini tanpa adanya sinergi komunikasi dengan setiap SKPD atau OPD atau bahkan instansi vertikal, ya masih susah dan menjadi PR bersama setiap elemen masyarakat di Kutai Timur dalam memerangi peredaran NAPZA (narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya baik zat alami) di Kutai Timur,” pungkasnya. (RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini