Usung Ekonomi Kreatif, Hasbollah Prioritaskan Infrastruktur Dapil 4 Kutim

KUTAI TIMUR – Hasbollah, anggota DPRD Kutai Timur (Kutim) yang baru dilantik dari Partai Golongan Karya (Golkar), menegaskan tekadnya untuk mendorong pengembangan ekonomi kreatif di daerah pemilihannya, Dapil 4.
Hasbollah memandang bahwa Dapil 4, yang mencakup beberapa kecamatan, memiliki potensi besar yang belum tergali sepenuhnya, dan memerlukan pendekatan kreatif serta terintegrasi untuk mendorong ekonomi masyarakat.
“Jalan saya adalah mengembangkan ekonomi kreatif untuk mendorong ekonomi masyarakat. Potensi di Dapil 4 sangat besar, dan ini harus kita manfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan warga,” tegasnya, Jumat (16/8/2024).
Namun demikian, Hasbollah dengan tegas menyatakan bahwa ekonomi kreatif tidak akan berkembang tanpa dukungan infrastruktur yang memadai. “Ekonomi kreatif harus ditunjang dengan infrastruktur jalan serta sarana dan prasarana yang baik. Tanpa ini, kita hanya berjalan di tempat,” katanya.
Dia menyebut pengembangan ekonomi kreatif perlu diprogramkan secara integrasi dan holistik. “Tidak bisa sepotong-sepotong. Kita perlu pendekatan yang menyeluruh, dan mudah-mudahan teman-teman dari dewan lain kompak dan bersinergi dengan masyarakat Kutim, khususnya di Dapil 4,” jelasnya.
Terkait pembentukan fraksi di DPRD Kutim, Hasbollah menunjukkan sikap yang menghormati senioritas dengan menyerahkan keputusan tersebut kepada para dewan senior. “Saya serahkan kepada para senior untuk membentuk fraksi. Pengalaman mereka lebih luas, jadi saya percaya keputusan mereka akan membawa manfaat bagi kita semua,” ungkapnya.
Dalam hal kekayaan, Hasbollah menyebutkan bahwa ia memiliki kekayaan sekitar 1 miliar rupiah, berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Sebelum memasuki dunia politik, Hasbollah dikenal sebagai seorang petani. Meski demikian, Hasbollah mengakui bahwa kesuksesannya dalam menjadi anggota DPRD tidak semata-mata bergantung pada kekuatan finansial.
“Terus terang, kalau hanya mengandalkan biaya politik, mungkin saya tidak akan terpilih. Saya lebih banyak mengandalkan investasi sosial yang saya bangun selama menjadi kepala desa selama satu periode dari tahun 2017 hingga 2023. Kita ini petani, kalau mengandalkan duit saja, pasti kalah,” tuturnya.
Hasbollah percaya bahwa uang bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan dalam pemilihan. “Biar punya duit, tapi kalau tidak memiliki elektabilitas, tidak bisa juga terpilih,” pungkasnya.(*).
Penulis : One/im
Tinggalkan Balasan