Bareng Norwegia, Banyuwangi Implementasikan Pengolahan Sampah Terintegrasi ke Desa-desa

Loading

BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi telah memiliki masterplan sistem pengelolaan sampah terintegrasi. Kini, pemkab mulai mengimplementasikan sistem tersebut ke desa-desa. Terdapat 15 desa, yang menjadi pilot project implementasi masterplan atau Dokumen Rencana Induk Persampahan (DRIP) jangka panjang tersebut.

Di antaranya Desa Purwodadi (Gambiran), Kluncing (Licin), Glagah (Glagah), Sumberberas (Muncar), Tembokrejo (Muncar), Setail (Genteng), Sidodadi (Wongsorejo), Tamansari (Licin), Genteng Wetan (Genteng), dan desa-desa lainnya.

Penerapan masterplan di desa-desa tersebut dilakukan bersama Avfall Norge, yang merupakan Asosiasi Persampahan Norwegia dan turut menyusun Masterplan DRIP melalui Program Clean Ocean Through Clean Communities (CLOCC).

“Kami libatkan anak-anak muda yang tergabung dalam tim pendamping program. Di tiap desa, tim ini nanti yang mendampingi untuk melakukan pengelolaan sampah secara terintegrasi,” kata Bupati Ipuk belum lama ini.

Tim tersebut diisi oleh anak-anak muda Banyuwangi yang tergabung dalam Yayasan Rijik Pradana Wetan.

“Di awal memang 15 desa pilot project, selanjutnya akan disebar ke seluruh wilayah Banyuwangi,” kata Bupati Ipuk.

Sementara CEO Avfall Norge, Runar Bålsrud, mengatakan penguatan pengelolaan sampah di tingkat desa adalah salah satu kunci dalam membangun membangun sistem pengeloaan sampah yang sistematis dan berkelanjutan.

“Dari tim ini diharapkan anak-anak muda Banyuwangi ke depan bisa mengawal pengelolaan sampah daerah secara mandiri,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini