Jasad Bayi Ditemukan di Hari Peluncuran Program Ramah Anak

Petugas Polres Kutai Timur saat melakukan penyidikan di TKP

Loading

KUTAI TIMUR – Suasana tenang di tepian Sungai Kanal 2, Desa Sangatta Utara, mendadak berubah haru. Di tengah aktivitas anak-anak yang bermain di sekitaran aliran air, sebuah temuan tak terduga membuat warga terdiam. Pasalnya, sesosok bayi ditemukan tak bernyawa, terbungkus dalam tas jinjing biru, pada Selasa, 27 Mei 2025, sekitar pukul 14.00 WITA.

 

Di hari yang sama, di lokasi yang berbeda, program Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA) diluncurkan dengan harapan membangun lingkungan yang lebih peduli dan ramah anak. Namun peristiwa memilukan ini seolah menyisakan pekerjaan rumah yang belum selesai. Bahwa di tengah upaya bersama melindungi masa depan anak, masih ada nyawa kecil yang tak sempat tumbuh dan bersuara.

 

Jasad bayi malang tersebut pertama kali ditemukan oleh sekelompok anak-anak yang tengah mencari kepiting. Mereka mencurigai bungkusan mencolok. Saat dibuka, mereka terkejut mendapati isinya jasad bayi yang disertai beberapa batu bata.

 

Setelah mendapatkan laporan itu, warga sekitar segera melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Tak berselang lama, petugas dari Kepolisian Resor (Polres) Kutai Timur tiba di lokasi dan langsung memasang garis polisi serta melakukan penyidikan.

 

Kasi Humas Polres Kutai Timur, Aiptu Wahyu Winarto membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan, Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polres Kutai Timur telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan sejumlah barang bukti.

 

Kasi Humas Polres Kutai Timur, Aiptu Wahyu Winarto saat dikonfirmasi di TKP, (Sumber: Ty Netizens.id)

 

β€œTim Inafis sudah melakukan olah TKP, termasuk mengamankan barang bukti yang ada, salah satunya jenazah bayi tersebut,” ujar Aiptu Wahyu.

 

Hingga saat ini, identitas dan jenis kelamin bayi masih belum diketahui, mengingat kondisi jasad yang mulai membusuk. Pemeriksaan medis lebih lanjut akan dilakukan untuk mengetahui usia bayi, penyebab kematian, dan kemungkinan motif di balik pembuangan tersebut.

 

Aiptu Wahyu mengimbau kepada masyarakat untuk melapor apabila mengetahui informasi terkait, terutama jika ada warga sekitar yang baru saja melahirkan namun bayi tidak diketahui keberadaannya.

 

“Ini menjadi pelajaran bagi kita semua agar lebih bertanggung jawab. Bayi adalah titipan dari Tuhan,” pungkasnya. (*/RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini