Haul Akbar Mbah Batu, Gus Gendeng Ingatkan Besarnya Peran Mbah Batu Bagi Kota Batu

BATU – Sejak pagi, jemaah mulai berdatangan di kawasan makam Mbah Batu yang berdekatan dengan perkebunan Jeruk. Ribuan jemaah haul Mbah Batu tahun 2024 dari berbagai daerah di Jawa Timur memadati sepanjang jalan Abu Ghonaim, desa Bumiaji Batu, Minggu sore (28/1/2024).
Haul yang dimulai sekitar pukul 15.30 Wib itu, mendatangkan Gus Gendeng sebagai penceramah, dan dihadiri Ketua DPRD Batu Asmadi, ketua Komisi C DPRD Batu Khamim Tohari, Kepala Dinas Pariwisata Arief As Sidiq, mantan Wakil Walikota Punjul Santoso, Ketua Asosiasi Petinggi dan Lurah ( Apel ) Wiweko, Kepala Desa Junrejo Andi Faisal, Kades Pandanrejo Manan, Kades Bumiaji Edy Suyanto dan juriat ( Putra Wayah ) Pangeran Rojoyo.
Ketua Paguyuban Putra Wayah Pangeran Rojoyo, penyelenggara haul Khusnul Hidayat menandai peringatan dengan penyerahan buku sejarah Mbah Batu kepada Pemerintah Kota Batu yang diterima Kepala Dinas Pariwisata Arief As Sidiq disaksikan Ketua DPRD Batu Asmadi dan Kepala Desa Bumiaji Edy Suyanto.
Gus Gendeng dalam ceramahnya menekankan peringatan Haul bagi seorang tokoh seperti Mbah Batu memiliki hakekat yang mendalam. Haul, dalam konteks ini, adalah peringatan tahunan atas wafatnya seorang tokoh yang dihormati.
Mbah Batu, sebagai tokoh yang mungkin telah memberikan kontribusi besar dalam masyarakat atau memiliki nilai spiritual yang tinggi, memunculkan banyak makna dalam acara Haul tersebut. “Haul merupakan momen di mana masyarakat berkumpul untuk mengenang jasa dan kontribusi Mbah Batu. Ini adalah bentuk penghormatan dan penghargaan atas peran pentingnya dalam kehidupan warga Bumiaji dan umumnya Kota Batu,” ungkap Gus Gendeng.
Disebutkan, tokoh seperti Mbah Batu seringkali dikenal karena kebijaksanaan dan keteladanan spiritualnya. Haul menjadi kesempatan untuk merayakan dan mewarisi nilai-nilai spiritual yang diwariskan oleh Mbah Batu kepada generasi berikutnya. “Acara ini memastikan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang ditinggalkan oleh Mbah Batu tetap hidup dan dijaga oleh masyarakat,” lanjutnya.
Dengan merayakan Haul tidak hanya tentang mengenang, tetapi juga merupakan kesempatan untuk mendidik generasi muda tentang nilai-nilai kehidupan, moralitas, dan kebaikan yang diwujudkan oleh Mbah Batu.
Hakekat peringatan Haul bagi tokoh seperti Mbah Batu mencerminkan rasa hormat, warisan spiritual, dan kesinambungan tradisi. Ini adalah momen yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, menciptakan ikatan emosional dan spiritual di dalam komunitas. “Hendaknya kita mewarisi nilai-nilai luhur yang diwariskan kedua tokoh pendiri kota Batu ini,” ujar Gus Gendeng.
Gus Gendeng mengungkapkan
Kematian, meski terasa sebagai suatu kepastian yang tak terhindarkan, seringkali masih menyelimuti misteri.
“Meskipun kita belum sepenuhnya memahami esensi kematian, ziarah ke makam orang tua dan tokoh-tokoh yang dihormati seperti wali-wali memberikan kita kesempatan untuk merenung. Ziarah tidak hanya sekadar tradisi, tetapi juga merupakan pengingat akan keterbatasan hidup dan persiapan yang perlu kita lakukan menghadapi takdir tersebut,” tambah Gus Gendeng yang penampilannya mengenakan Blankon.
Panitia haul Mbah Batu bekerjasama dengan Persatuan Sosial Kesetiakawanan ( PSK ) Gajah Purwo Nusantara Batu dengan mendirikan Dapur Umum untuk menyediakan ribuan makanan gratis seperti nasi Goreng, Soto, Bakso serta nasi bungkus dan air minum untuk para jemaah.(buang supeno)
Tinggalkan Balasan