42 Kepala Puskesmas di Banyuwangi Diminta Ikut Selesaikan Masalah Stunting

Loading

BANYUWANGI– Bupati Banyuwangi, Jatim, Ipuk Fiestiandani meminta kepada 42 kepala puskesmas untuk menuntaskan permasalahan balita stunting di Banyuwangi.

Secara khusus, Ipuk meminta permasalahan Stunting tersebut tidak hanya diserahkan kepada petugas dan para bidan desa saja. Namun, para tenaga kesehatan baik dokter, perawat, dan petugas kesehatan lainx juga harus dilibatkan.

“Ïni harus menjadi tanggung jawab semua petugas puskesmas,” pinta Ipuk belum lama ini.

Ipuk menambahkan, jika pihaknya akan melakukan Monev tiga bulan lagi untuk mengetahui hasil kinerja para kepala puskesmas. Pasalnya, menurut Ipuk stunting menjadi salah satu prioritas penanganan kesehatan diarenakan menyangkut kualitas generasi ke depan.

Di Banyuwangi sendiri, upaya penanganan stunting telah dilakukan melalui berbagai program dengan melibatkan lintas stakeholder. Pada 2023, angka stunting di Banyuwangi turun menjadi 2.387 balita, dari sebelumnya sebanyak 2.704 balita.

Selain itu, Ipuk berharap para kepala puskesmas bisa menjalin komunikasi intensif dengan seluruh stakeholder di wilayah kerjanya. Tidak hanya dengan tim puskesmas, melainkan juga masyarakat sekitar.

“Dengan sinergi berbagai pihak, semua hal akan mudah. Misalnya, saat ada warga miskin yang butuh pelayanan kesehatan ini bisa segera tersampaikan dan ditangani oleh puskesmas,” kata Ipuk.

Ipuk juga mendorong mereka untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi guna mempercepat layanan.

“Misalnya, sistem informasi terkait rekam data pasien yang terintegrasi dengan rumah sakit, sehingga akan mempercepat penanganan saat ada pasien rujukan,” kata Ipuk.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini